Hakekat Ketupat

Lebaran tidak bisa dilepaskan dengan suasana yang diwarnai dengan kehadiran ketupat. Mengapa ketupat selalu hadir di saat Lebaran ? Ketupat memiliki makna sebagai penyeimbang nafsu. Beras adalah simbol nafsu dunia, sedangkan janur merupakan kependekan dari “jatining nur” atau bisa diartikan hati nurani. Jadi ketupat itu simbol dari nafsu dunia yang bisa ditutupi oleh hati nurani.

Bentuk persegi ketupat juga diartikan masyarakat Jawa se-bagai perwujudan kiblat papat limo pancer. Yakni hakekat dari keseimbangan alam: Empat arah mata angin utama, yaitu timur, selatan, barat, dan utara. Namun semua arah ini bertumpu pada satu pusat (kiblat). Bila salah satunya hilang, keseimbangan alam akan hilang. Begitu pula hendaknya manusia, dalam kehidupannya, ke arah mana pun dia pergi, hendaknya jangan pernah melupakan pancer (tujuan): Tuhan yang Maha Esa.

Ketupat yang juga dalam bahasa Jawa lebih populer dengan sebutan kupat melambangkan sikap rendah hati untuk mengakui kesalahan.  Kupat merupakan kependekan dari “ngaku lepat” atau mengakui kesalahan. Itulah mengapa setiap Hari Raya Idul Fitri selalu ada tradisi saling memaafkan baik dengan keluarga, sanak saudara maupun tetangga.

Idul Fitri atau Lebaran erat kaitannya dengan Laku Papat, yakni empat tindakan yang meliputi Lebaran, Luberan, Leburan, dan Laburan. Lebaran, berasal dari kata “lebar” atau selesai menjalani ibadah puasa Ramadan. Luberan, berasal dari kata “luber”, artinya meluap atau melimpah. Kata ini memberikan pesan untuk berbagi dengan sesama, terutama dengan orang yang kurang beruntung, yakni sedekah secara ikhlas, seperti lubernya air dari tempatnya.

Ketupat telah menjadi ikon Lebaran  dan sekaligus menyatukan bangsa Indonesia. Gambar ketupat selalu terdapat iklan- iklan ucapan selamat Lebaran di media cetak, elektronik sampai di media luar ruang. Tetapi tak semua orang bisa memahami makna dan nilai-nilai filosofis yang disimbolkan ketupat.

0 komentar: